Lahirnya Hymne WKRI:
Menghadapi penyelenggaraan Kongres XIV tahun 1988, Yanti Graito sebagai Ketua Bidang Organisasi DPD Jakarta, ditunjuk menjadi Ketua Panitia Pelaksana Kongres. Dalam rangka persiapan Kongres, dan saat itu Wanita Katolik RI menapak usia ke-64, muncul gagasan untuk menciptakan Hymne Wanita Katolik RI sebagai ungkapan rasa syukur atas penyertaan Yang Maha Kasih dalam perjalanan Wanita Katolik RI. Pemikiran sederhana dari gagasannya, adalah supaya Mars Wanita Katolik RI yang menguatkan daya gerak organisasi, dilengkapi dengan madah syukur atas penyertaaan-NYA.
Mars karya bapak RAJ Sudjasmin pada tahun 1961 menunjukkan identitas (apa, siapa) dan bagaimana, dimana, perjuangan Wanita Katolik RI. Lirik lagu Mars menegaskan bahwa Wanita Katolik RI adalah wadah yang menghimpun dan menyatukan gerak untuk membangun dunia tentram sentosa jiwa dan raga. Kehadiran Wanita Katolik RI mengandung makna bahwa perempuan Katolik yang berhimpun harus memiliki sikap tegar, tangguh, dan organisasi harus tetap eksis dan tumbuh. Oleh sebab itu lagu dibawakan dengan tegap, penuh semangat, serta ‘irama hentakan’ yang menguatkan daya gerak.
Hymne merupakan ungkapan syukur bahwa seluruh langkah sebagai wujud tugas perutusan dapat dilalui karena penyertaan-NYA. Kesadaran bahwa tugas perutusan tidak mudah, dan untuk itu senantiasa mohon terang budi dan keteguhan iman agar mampu bersikap dan bertindak bijaksana. Oleh sebab itu, dalam suasana batin yang penuh rasa syukur, Hymne dinyanyikan dengan sikap anggun, menunjukkan keyakinan serta kesiapan untuk terus berkarya, dengan ritme sedang (tidak terlalu cepat atau lambat).
Penulisan lagu dan lirik hymne dilakukan dalam waktu tidak lama. Aransemen lagu disusun oleh Bapak Harry Haryadi seorang musikus penggubah lagu-lagu diantaranya lagu gerejani. Dalam acara pembukaan Kongres XIV 1988 yang dihadiri ibu Negara, kala itu ibu Tien Soeharto, Mars dan Hymne Wanita Katolik RI dikumandangkan dengan iringan orchestra, dan kondaktor Ignatius Abimanjoe Soedarwo.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar